Kamis, 23 Desember 2010

Kekhawatiran Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika IKIP Mataram “SUDAH TEROBATI”

Mantan Presiden Partai PAS 2010


Setelah ± 4 tahun lebih mahasiswa jurusan pendidikan fisika sejak periodi ini dibuka dikampus IKIP Mataram tepatnya tahun 2006 yang silam, rasa kekhawatiran, rasa takut, rasa pesimis yang dikarenakan belum jelasnya status akreditasi jurusan tersebut sudah terobati, sejak dikelurkanya surat keputusan (SK) dari BAN-PT No. 029 tahun 2010 dengan predikat AKREDITASI C. sejak dikeluarkanya SK akreditasi ini, mahasiswa jurusan pendidikan fisika umumnya sudah merasa lega dan bahagia dan khususnya mahasiswa semester IX yang sempat tertunda wisudanya sesuai jadwal akademik beberapa bulan yang lalu karena pada saat itu jurusan pend. fisika belum terakreditasi.
Namun rasa lega dan bahagia ini belum dirasakan oleh seluruh mahasiswa IKIP Mataram sepenuhnya, pasalnya ada beberpa jurusan lagi yang ada di kampus ini massa akreditasinya SUDAH KADALUWARSA, sebut saja antara lain :
1.    FPOK Jurusan Pendidikan Kesehatan, Jasmani dan Rekreasi Akreditasi  B  SUDAH KADALUWARSA sejak 12-06-2007
2.    FIP Jurusan Administrasi Pendidikan Akreditasi B  SUDAH KADALUWARSA sejak 13-08-2009
3.    FIP Bimbingan dan Konseling (BK) Akreditasi C SUDAH KADALUWARSA sejak 12-01-2009
4.    FIP Teknologi Pendidikan Akreditas C SUDAH KADALUWARSA sejak 26-01 2009
5.    FIP Pendidikan Luar Sekolah Akreditas D SUDAH KADALUWARSA sejak 21-11-1999
data di update, 23-12-2010, jam 17.15 dan untuk lebih jelasnya bisa dicek DISINI
Gambaran diatas adalah sebuah realita yang real yang ada dikampus IKIP Mataram, yang mesti teman-teman pertanyakan tentang keseriusan pihak kampus dalam mengurus, mengelola manajemen kampus terkait  perpanjangan izin akreditasi setiap jurusan. Persoalan ini merupakan persoalan yang sangat serius yang mesti harus disikapi oleh teman-teman semua (mahasiswa) khususnya pihak pengelola kampus yang mengurusi bidang ini. Hal ini yang tidak bisa dianggap sepela karena ini adalah menyangkut hajat hidup mahasiswa jurusan bersangkutan  kedepannya yang mesti dan harus membutuhkan keseriusan dalam mengurus hal-hal tersebut.Dapat dibayangkan ketika seorang lulusan sarjana yang disiplin ilmunya belum terakreditasi di tengah persaingan globalisasi pendidikan yang mana sarat utama dalam merekrut tenaga pegawai negri maupun sewesta adalah disamping kampusnya harus terakreditasi jurusan juga seperti itu.
Saudara/i ku… sudah saatnya kita membuka mata dengan kondisi ini dan ini tidak bisa dibiarkan, yang mesti saudara-saudari harus tau dimana letak kesalahan ini semua “apakah dimahsiswa atau kah di pejabat pengelola kampus ini”…!? Jangan tanyakan pada rumput yang bergoyang tapi bertanyalah kepada yang mempunyai wewenang dalam hal tersebut…
Selamat berjuang saudara/i ku untuk menemukan jawabanya.
By, Mansur Amriatul (Ketua DPM IKIP Mataram


Selasa, 21 Desember 2010

Mahasiswa IKIP yg g' ikut bergabung dgn Organ Intra ~>MENGELUH>~

          Ternyata dana kegiatn kmahsiswaan Rp 615.000.000,- (setengah meliar lebih) tdak mmbuat organ intra kampus  IKIP Matarm tahun ini (BEM/DPM, UKM, HMJ) utuk brlomba2 dlm berprogrm kerja yg produktif dn pro kpd mahsiswa, mreka hnya dsibukn dgn progrm2 yg sifatx eksklusif yg tdk bnyk melbatkn mhsiswa secara universal dan yg lebih parah lgi beberpa ORGAN INTRA malah sampai sekrng blm ada yg programnya yg trlaksana pdhal tiap2 UKM mndapt kucuran dana dari pihak kampus sebesar Rp 8.000.000,-/UKM dan BEM/DPM Institut Rp 194.000.000,- .
study banding adalah konon katanya salah satu jln keluarnya yg melibatkan beberpa org saja padahal mengelurakn biaya sangat besar hanya utk sering program kerja dgn organ2 yg lebih maju dari pda kampusnya,...namun sayang walhasilnya NOL...KOMA KOSONG
ternyata benar jga kata orang bijak "100 kali bicara =NOL tapi 1 kali kerja = 100 "
AULA dan RUANG SIDANG tiap pekan hanya diisi dgn MUBES2 adj...tpi tataran program nyata masih-masih sangat memprihatinkan...
TANGGAPAN ANDA...!?

Jumat, 17 Desember 2010

Lokakarya Organisasi IKIP Mataram Berjalan Mulus “UKM WALK OUT”



Beberpa pekan yang tepatnya selasa 13 November 2010 suasana dikampus IKIP Mataram suasanya sangat berbeda dari hari-hari sebelumnya khususnya bagi mahasiswa-mahasiswa yang tiap harinya disamping aktif kuliah seperti biasa meraka juga aktif dalam organisasi intra kampus (BEM,DPM, dan UKM ) mengadakan LOKAKARYA ORGANISASI. Karena acara ini adalah salah satu kegiatan yang dinanti-natikan oleh teman-teman aktifis organisasi. Yang  walaupun idealnya pelaksanaan lokakarya tersebut diawal tahun pelajaran baru, tapi lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali “ungkap salah satu peserta lokakarya”, dan  harapanya dengan diadakan lokakarya pada kesempatan ini, posisi, kedudukan, dan tupoksi (tugas pokok dan fungsi) tiap organisasi masing-masing  jelas, yang selama ini kesannya masih tumpang tindih, saling mengklaim, bahkan beberapa organisasi yang belum pernah berkegitan sama sekali.
 Pelaksanaan lokakarya tersebut dijadwalkan tanggal 13-14 November 2011 yang bertempat di aula handayani IKIP Mataram dan di hari kedua pantai kerandangan 2 senggigi Lombok Barat. Dimana pada hari pertama pelaksanaan acara tersebut dihadiri oleh beberapa pajabat tinggi kampus yakni Rektor, PR2, PR3, dan Kepala Biro Keuangan atau (yang sering disebut bedahara). Disaat sambutan Rektor dimana dapat diambil kesimpulanya beliau sangat menyayangkan ada beberapa organisasi BEM, DPM, dan UKM belum sama sekali melaksanakan program kerja, sebut saja salah satu contohnya BEM Institut belum maksimal malaksanakan kegiatan padahal dana untuk kegiatan kemahasiswaan tahun ini sangatlah  besar, dan bahkan terbesar di seluruh kampus yang ada di NTB pernyataan tersebut beliau pernah melansir juga dimedia sebelumnya (Lombok post edisi 11 November’ kolom pendidikan) di “cetusnya”. Yang menjadi materi pertama lokakarya tersebut adalah membahas tentang anggaran kegiatan kemahasiswaan yang di isi PR2, PR3, dan Biro Keuangan secara panelis.
Dari pemaparan pemateri pertama ada hal yang mengembirakan bagi teman-teman aktifis organisasi dimana pada tahun ini anggaran kemahasiswaan naik hingga mencapai 98 % dari jumlah tahun sebelumnya, sebut saja tahun lalu anggaran untuk kegiatan kemahasiswaan hanya Rp. 380.000.000,00 dan sekarang  yaitu  Rp 615.650.000,00 (setengah miliar lebih), angka ini diambil dari SPP mahasiswa Rp 50.000,00/orang, dari jumlah keseluruhan mahasiswa IKIP Mataram 12.313 orang (FPMIPA 4309, FPOK 3041, FIP 2702, dan FPBS 2261). Adapun klasifikasi anggaran tersebut diatas adalah sebagai berikut :
1.      Untuk BEM, DPM, dan 13 UKM Institut berjumlah Rp.307.825.000,00
2.      BEM, DPM,  dan UKMF FPMIPA berjumlah Rp. 107.725.000,00
3.      BEM, DPM,  dan UKMF FPOK berjumlah Rp. 76.025.000,00
4.      BEM, DPM,  dan UKMF FIP berjumlah Rp. 667.550.000,00 dan
5.      BEM, DPM,  dan UKMF FPBS berjumlah Rp. 56.525.000,00
 Ada hal yang berbeda dalam Lokakarya kali ini, dari beberapa sambutan bapak Rektor setiap kegiatan kemahasiswan, konfensi pers, dan di tambah lagi penyampaian dari PR2 dan PR3 selalu menyatakan anggaran untuk kegiatan kemahasiswaan tahun ini mengalami kenaikan yang cukup drastis dari tahun-tahun sebelumnya. Namun hal itu semua, tidak membuat semua peserta Lokakarya merasa gembira khususnya teman-teman yang berada di UKM, karena anggaran kegiatan kemahasiswaan untuk UKM konstan atau  tidak mengalami kenaikan se % pun dari tahun sebelumnya Rp 8.000.000,00/UKM  sedangkan BEM,DPM untuk tahun ini sebesar Rp 194.000.000,00. Hal inilah yang membuat teman-teman dari UKM WALK OUT dari lokasi acara Lokakarya berlansung dan membuat mereka sangat kecewa dengan kebijakan ini, sangat-sangat  tidak realistis “kata salah satu ketua UKM yang tidak mau mempublikasikan namanya dimedia ini”, katanya mengalami kenaikan tapi kok..., kenaikannya kesanya milih kasih she…!, ini yang membuat banyak aktifis khususnya yang bergerak pembinaan dibidang minat dan bakat mahasiswa menimbulkan banyak pertanyaan, ada apa dengan kebijakan ini…!?. Ditambah lagi dengan beberapa pertanyaan dari peserta Lokakarya yang jawabanya masih terjadi saling lempar tanggungjawab dan masih ngambang seperti menanyakan terkait transparansi uang SPP mahasiswa, Ibu PR2 menanggapinya secara diplomatis menyampaikan, berikut petikan jawabanya “ kalau yang ditanyakan masalah transparansi dikemanakan saja uang SPP mahasiswa itu...!, saya tidak tau persis gambaran secara umum dan detailnya, saya yang dibagian urusan keuangan hanya diberi tahu khusus untuk dana kegiatan kemahasiswaan yang diambil permahasiswa sebanyak Rp 50.000,00/orang,  selebihnya atau sisanya itu saya tidak tau, yang tau secara jelas tentang itu adalah pihak yayasan kilahnya’”. Pertanyaanya adalah apakah benar  yang tau itu semua pihak yayasan...!? pertanyaan ini adalah pertanyaan yang harus dicari tahu kebenarannya dan itu merupakan tugas kita semua.
Saudaraku…mahasiswa IKIP semuanya
Ini adalah gambaran nyata kondisi kampus kita tercinta ini, kalau guru PKN kita dulu pernah mengajarkan “yang namanya kewajiban pasti ada hak”, nah teman-teman semuanya rasa kita sudah menunaikan kewajiban kita yaitu tiap awal semester membayar uang SPP, nah sekarang kita tinggal menuntut hak-hak kita, baik pelayanan, fasilitas perkuliahan maupun yang berkaitan dengan uang SPP kita dikemanakan saja untuk kita digunakan, paling tidak gambaran secara umumnya. Hal ini yang kita merasa belum maksimal proses transparansinya dari pihak kampus. Saudaraku…Sebelum kondisi dan pertanyaan-pertanyaan diatas belum mendapatkan jawaban yang pasti alias tidak ditangani maka bukan tidak mungkin permasalahan-permasalahan baru akan muncul lagi, karena itu Saudaraku… pertanyaan- pertanyaan di atas perlu dicari jawaban-jawabannya kepada pihak civitas kampus dan yayasan Pembina IKIP Mataram. Kalau Selama ini kita hanya mampu membaca Sejarah oarng lain, maka sudah saatnya kita menjadi PELAKU SEJARAH. Kita harus mampu menciptakan peristiwa, untuk kemudian di kenang oleh generasi mendatang. Karena Sejarah adalah rentetan Peristiwa masa lalu yang di kenang oleh orang-orang masa kini "SELAMAT MENCIPTAKAN SEJARAH".
By, Mansur Amriatul 
(Mantan Presiden Partai PAS dan sekarang mnjabat Ketua DPM IKIP Mataram)